Pelatihan kepemimpinan atau biasa dikenal dengan sebutan Leadership Training merupakan suatu sarana yang penting bagi berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Program ini dirancang untuk melatih soft skills seperti pengambilan keputusan, komunikasi, hingga ketahanan diri agar dapat menjadi seorang pemimpin yang cakap. Pelatihan kepemimpinan bagi siswa bertujuan mendidik dan mengembangkan karakter baik untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang kompeten serta menjadi bekal bagi mereka di masa yang akan datang.
Pada tanggal 4 Oktober 2024 lalu, Harvest Center School telah mengadakan Leadership Training selama 3 hari 2 malam hingga 6 Oktober 2024 yang bertempat di House Dharmaningsih, Pacet, Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan soft skills yang bermanfaat bagi pengembangan diri siswa seperti kedisiplinan, empati, tanggung jawab, inisiatif, hingga ketahanan diri siswa dalam menghadapi tantangan. Tema yang diangkat kali ini adalah “G.R.I.T. (Growth, Responsible, Initiative, Tenacity)”. Peserta kegiatan ini terdiri atas seluruh siswa kelas 7 hingga kelas 12 yang didampingi oleh para guru dan staf sekolah.
Pada hari pertama, setibanya di House Dharmaningsih, seluruh peserta diminta untuk berkumpul di aula untuk pembukaan rangkaian acara dan acara pun dimulai. Setelah pembukaan acara, siswa diminta untuk membuat pesawat kertas dan membuat suatu senjata dari sumpit dan karet untuk menembakkan pesawat tersebut. Peserta diberikan jeda waktu untuk istirahat, makan, dan mempersiapkan diri untuk mengikuti sesi materi pertama yang dibawakan oleh Ms. Iga dan Ms. Paulina mengenai kepemimpinan dan cara untuk menjadi pemimpin yang baik. Seusai mengikuti sesi materi pertama, para peserta berkumpul bersama untuk makan malam dan mempersiapkan diri mengikuti sesi materi kedua mengenai cara memanfaatkan waktu dengan baik. Hari pertama diakhiri dengan sharing di kamar masing-masing.
Acara dilanjutkan dengan hari kedua yang dimulai pada pukul 6 pagi untuk bersiap mengikuti outbound. Outbound dimulai pukul 7 dan berakhir pada pukul 12 siang. Terdapat berbagai permainan menarik yang dimainkan berkelompok seperti lompat tali, garden memory, jalan salib dengan rute menanjak dan pos afirmasi, hingga pos jebakan yang berhasil menjebak seluruh kelompok untuk memasuki final battle. Pada final battle, semua guru ikut bermain dan bergabung ke dalam setiap kelompok yang ada. Final battle merupakan suatu permainan yang mengharuskan satu orang perwakilan dari setiap kelompok untuk mencari bola dengan mata tertutup. Permainan ini dilakukan secara bergantian oleh seluruh anggota kelompok. Peserta yang bermain, diarahkan oleh rekan sekelompoknya untuk menemukan bola-bola tersebut. Setelah mendapatkan bola, peserta akan kembali ke rekan kelompoknya untuk mengambil bubuk warna yang akan dilemparkan ke lawan bermain. Setelah puas bermain, seluruh peserta diminta untuk membersihkan diri, istirahat, dan dilanjutkan dengan makan malam bersama. Sesudah menikmati makan malam bersama, seluruh peserta melanjutkan dengan mengikuti sesi materi ketiga. Acara dilanjutkan dengan sesi api unggun yang diadakan sekitar pukul 8 malam. Seluruh siswa diminta untuk menuliskan segala hal buruk yang dimilikinya dan yang ingin dihilangkannya di sebuah kertas lalu melemparkannya ke dalam api unggun. Setelah sesi api unggun, seluruh peserta diminta kembali ke kamar masing-masing.
Pada hari ketiga, seluruh peserta diminta untuk berkumpul di lapangan pada pukul 6 pagi untuk berolahraga dan senam. Selanjutnya, setiap kelompok bermain adu cepat mencari dan mengumpulkan kertas bertuliskan G.R.I.T.. Acara berlanjut ke sesi materi keempat dan setelah itu setiap ketua diberikan sebuah senter kecil untuk menemukan bola yang terdapat tulisan G.R.I.T. di dalamnya. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan bersiap untuk kembali ke Surabaya.
Leadership training sangat diperlukan bagi siswa, karena perkembangan karakter dapat efektif dilakukan pada saat usia belia. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk mendidik dan mengembangkan karakter siswa, namun juga sebagai sarana untuk dapat beristirahat dari rutinitas kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Selain mendapatkan ilmu dan bekal pengembangan diri, siswa juga dapat rekreasi dan bersenang-senang melalui berbagai permainan yang ada.